Seni pembuatan
batik di berbagai kota Indonesia ini telah berlangsung cukup baik. Industri
pembuatan batik tumbuh dan berkembang di berbagai wilayah di Indonesia. Salah
satu nya adalah daerah Ciamis yang juga memiliki industri batik. Motif batik
yang dibuat oleh masyarakat Ciamis ini pada umumnya merupakan motif batik yang
terlihat sederhana. Selain itu motif baju batik dari kota ini banyak juga
memperlihatkan motif batik alam yang ada di wilayah kota ini. Salah satu motif
batik alam yang sering terlihat pada kain batik khas Ciamisan ini adalah motif
batik rereng atau motif batik lereng. Kain dengan motif batik ini
memperlihatkan bentuk lereng atau bentuk tebing miring ini merupakan bentuk
corak yang mendapatkan pengaruh dari bentuk motif batik parang yang berasal
dari daerah Jawa Tengah. Motif batik lain dari Ciamis diantaranya adalah motif
batik kumali yang merupakan motif batik yang memiliki pola empat bentuk yang
mengitari pusat. Dan juga motif batik cupat manggu yang merupakan sebuah motif
batik dengan pola geomteris yang memiliki pola dengan bentuk buah manggis. Seni
dan juga industri batik di wilayah ini berjaya di era tahun 1960 an hingga
sekitar tahun delapan puluhan. Pada masa tersebut jumlah seniman batik yang ada
di kota ini mencapai seribu dua ratus orang dan pada masa tersebut juga ada
koperasi batik yang bernama Rukun Batik yang memiliki anggota sekitar empat
ratus dua puluh satu orang. Koperasi batik ini berdiri di tahun 1939 dan
merupakan sebuah koperasi yang besar pada masanya. Dalam koperasi tersebut para
pembuat batik dapat mendapatkan dan memperoleh segala hal yang mereka butuhkan
dalam industri batik, mulai dari bahan baku hingga penjualan kain batik yang
mereka buat. Koperasi tersebut berkembang menjadi besar dan bahkan berhasil
membuat pabrik kain bahan baku batik. Pabrik tersebut berada di daerah Jalan
Sudirman kota Ciamis. Namun seni batik di daerah mengalami masa surut pada
sekitar tahun 1980 an. Hal ini disebabkan oleh banyak sebab seperti munculnya
pembuatan batik printing dan juga karena adanya bencana alam yang berupa
letusan gunung berapi yang membuat para seniman batik pada masa tersebut tidak
dapat menjemur kain batik buatan mereka karena banyaknya abu vulkanik yang
menutupi sinar matahari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar