Senin, 30 Juni 2014

Motif Buah Naga Baju Batik Tancep

Baju batik yang berasal dari  daerah Kulon Progo mempunyai ciri khas yang amat khas karena sesuai dengan ikon dari daerah Kulon Progo yaitu berupa motif tanaman buah naga. Pengrajin batik, Kang Giren yang bertempat tinggal di Sembungan Gulurejo, Lendah Kulonprogo mengungkapkan mengenai ciri khas ini. Kulon Progo merupakan wilayah pesisir dan memang pada waktu motif baju batik ini diciptakan, daerah Kulon Progo merupakan daerah yang banyak mempunyai perkebunan buah naga, hal ini banyak ditemui terutama di daerah pantai glagah.
Tanaman buah naga dibuat dalam motif baju batik dan motif ini dibuat dalam bentuk batik tulis dengan berbagai warna buah naga yang berwarna merah dan dengan daun buah naga yang memiliki warna hijau. Ornamen-orneman lainnya yang dapat ditemui adalah motif berupa motif batik galaran. Gaya dari baju batik yang ditampilkan oleh para pembatik dari Kulon Progo adalah baju batik dengan gaya kontemporer.
Wilayah yang menghasilkan kesenian baju batik di daerah Gunung Kidul diantaranya adalah desa-desa sebagai berikut yaitu desa Sendangrejo, Tancep, Ngawen, kabupaten Gunung Kidul. Pembatik yang berasal dari daerah ini memiliki sebutan untuk baju batiknya dengan sebutan baju batik tancep. Baju batik tancep ini masih lebih banyak menggunakan pewarna alam dalam proses pewarnaan baju batiknya.
Baju batik tancep memiliki keunikan yang diantaranya adalah dalam hal pewarna batik. Pewarna alam yang dipakai dalam membuat batik adalah dengan memakai berbagai warna-warna yang masih alami yang dapat diambil oleh para pengrajin dari alam sekitar mereka. Pohon-pohon yang mereka gunakan seperti daun pohon mahoni, biji dari jalawe, akar buah mengkudu, akar akasia, tunjung, daun tom dan berbagai jenis tumbuhan alam lainnya.

Kelompok Nur Giri Indah adalah salah satu pengrajin batik tancep yang cukup dikenal oleh masyarakat. Batik tulis dan cap kombinasi merupakan produk yang dibuat oleh para pembatik dari pengrajin batik tancep meliputi kain, stola, kemeja batik, bantalan sofa dengan motif batik, taplak batik, seprei bantal dan guling dengan motif batik, sapu tangan dengan motif batik dan berbagai produk lain seperti souvenir batik. Pengrajin baju batik daerah ini awalnya belajar sebagai buruh baju batik di daerah yogyakarta. Setelah mendapat ilmu mengenai batik kemudian mereka mengembangkan keahlian membatik yang telah mereka peroleh di wilayahnya sendiri. Motif batik tancep memiliki keanekaragaman yang cukup banyak, beberapa motif satwa seperti binatang laut, capung dan lain lain yang terdapat di desa tersebut.

Selasa, 10 Juni 2014

Kota Batik di Indonesia

Kota Pekalongan terletak di pesisir utara Jawa Tengah. Para Pengrajin di kota batik ini sangat inovatif dalam pengembangan produksi dan desain baju batik modern. Baju batik Pekalongan menggunakan warna cerah dan model alam seperti burung berwarna merah dan biru atau bunga-bunga di atas kain berwarna putih. Batik ini memiliki tekstur dan desain yang lembut. Di kota Pekalongan, terdapat banyak sekali pabrik baju batik yang dapat dikunjungi bila ingin melihat bagaimana proses pembuatan batik.
Dari kota Pekalongan kita menuju kota Cirebon yang terletak di sebelah barat kota Pekalongan. Kota ini berada di pesisir utara Jawa Barat. Batik Cirebon dikenal sebagai Kencana Ungu, yang dibuat diatas kain tenun terbaik. Di kota Cirebon ini, populasi etnis Cina cukup dominan sehingga motif baju batik Cirebon terpengaruh oleh budaya Cina. Sebab itu, bisa diketemukan motif harimau, naga, gajah, dan singa. Seperti juga lukisan khas Cina, di batik Cirebon dapat ditemukan motif awan dan gunung bebatuan.

Selain batik Pekalongan dan batik Cirebon, baju batik lain yang terkenal adalah baju batik Madura. Motif batik madura memiliki karakter motif yang kaya dan beragam, seperti gambar bunga atau burung, dengan sedikit sentuhan seni Cina. Warna batik Madura adalah warna merah mengkudu, merah kecoklatan, atau warna warna indigo yang menggambarkan motif naga bersayap, kuda terbang, dan hewan hewan lainnya. Pengaruh mata pencaharian orang Madura, yaitu nelayan, juga tampak dari ornamen yang digambar pada kain batik seperti hewan-hewan laut. Batik Madura banyak dipengaruhi oleh budaya Cina dan budaya kerajaan Mataram yang pernah menguasai pulau garam ini.