Minggu, 21 Desember 2014

Baju Batik Galaran dan Grinsing

Wilayah Wijirejo, Pandak, yang ada di Bantul ini konon merupakan tempat dimakamkan seorang Panembahan Bodho. Nama asli beliau adalah Raden Trenggono yang merupakan keturunan Majapahit yang hidup pada abad ke empat belas. Raden Trenggono atau yang disebut adipati Terung ke tiga yang juga merupakan murid Sunan Kalijaga. Karena hal itu lah beliau lebih memilih dan mengutamakan sisi agama Islam dan menolak jabatan adipati. Penolakan jabatan ini membuat beliau sering disebut sebagai bodho atau bodoh. Panembahan Bodho merupakan salah seorang tokoh yang sangat disegani dan telah dianggap oleh masyarakat sebagai sesepuh pendahulu dari raja Penembahan Senopati Sultan Mataram dan kemudian diberi tanah Perdikan bekas kekuasaan Mangir yang mempunyai wilayah timur Sungai Progo utara sampai Gunung Merapi. Lokasi desa wisata yang ada di daerah bantul ini memang terletak di bagian pelosok Bantul. Jauh dari keramaian kota akan tetapi di ini kita akan menemukan beragam kesenian baju batik dengan yang ditampilkan dengan berbagai macam warna yang cerah dan juga memiliki motif yang sangat indah.
Motif batik yang ditampilkan dalam baju batik yang dibuat oleh penduduk desa ini antara lain adalah motif batik gringsing, motif batik galaran dan juga motif batik kontemporer. Hampir di seluruh desa batik yang terletak di pinggir jalan raya maupun yang terletak di pelosok dalam desa, memperlihatkan berbagai karya seni baju batik desa mereka. Para masyarakat ini ada yang menjual batik batik mereka di rumah mereka sendiri atau juga di jual di dalam toko yang mereka miliki. Di sini kita juga bisa melihat proses pembuatan baju batik dari awal sampai akhir. Harga baju batik di desa ini relatif mahal dibanding dengan baju batik printing karena di desa ini banyak di produksi baju batik tulis dan cap dengan pewarna alami maupun sintetis. Kualitas yang mereka tawarkan memang jauh lebih baik dibanding baju batik lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar